MA Pesantren Ummusshabri Kendari Juara 1 Pawai Ta’aruf dan Etno Religi Karnaval Sulawesi Tenggara 2022

Berita Galeri Prestasi

–Humas MA Pesri Kendari— Sejak Rabu pagi (10 Agustus 2022) sampai menjelang sholat Ashar, hampir secara merata Kota Kendari basah oleh guyuran hujan. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan tekad ribuan massa dari lintas suku dan agama, Peserta Pawai Ta’aruf dan Etno Religi Karnaval Pra Pembukaan MTQ XXIX Sulawesi Tenggara serta menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022, untuk turut memeriahkan event akbar tersebut. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan semangat kerukunan masyarakat antar suku dan agama yang mendiami daerah Bumi Anoa Sulawesi Tenggara, hal ini selaras dengan komitmen luhur Kementerian Agama RI dalam menggemakan gerakan moderasi beragama, serta menyemarakkan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi.

Peserta Pawai Ta’aruf dan Etno Religi dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, diantaranya ; Kafilah (Peserta MTQ) dari setiap Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara, Umum (Paguyuban Etnis di Sulawesi Tenggara dan BKMT Se-Kota Kendari), serta Sekolah/Madrasah Tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Se-Kota Kendari. Salah satu barisan peserta Pawai Ta’aruf yang terlihat sangat antusias dan konsisten sejak awal, sampai selesainya kegiatan adalah barisan MA Pesri (Madrasah Aliyah Pesantren Ummusshabri) Kendari. Menurunkan 200 siswa dan puluhan guru pendamping, MA Pesri Kendari tampil atraktif dan demonstratif, serta tak sedikit masyarakat yang menontonnya berdecak kagum.

Di lokasi akhir penampilan Pawai, dengan meneriakkan kalimat aksen lokal  ‘Tabe’ tabe’ tabe’ tabe’, yang berarti mohon maaf/permisi numpang lewat, kata-kata tersebut menyedot perhatian banyak khalayak yang sedang berkumpul di bagian timur Pelataran Tugu Eks MTQ Kota Kendari, tidak terkecuali Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Ali Mazi, S.H bersama dengan puluhan Pimpinan Lembaga Kementerian serta Organisasi Kemasyarakatan lainnya. Lantaran bukan sekedar diucapkan secara lisan oleh satu orang saja, melainkan seluruh siswa barisan MA Pesri Kendari secara serempak, seraya berjalan membungkukkan badan layaknya orang permisi di depan orang lain.

Tidak cukup disitu, ribuan massa yang berkumpul semakin takjub dan riuh gempita oleh aksi para siswa kreatif ini, dengan membawa berbagai pernak-pernik replika rumah-rumah ibadah (Masjid, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng) serta replika beberapa rumah adat dari beberapa suku khas Sulawesi Tenggara (Tolaki, Muna, Buton dan Moronene), barisan siswa ini menutup aksi pawai dengan menurunkan bentangan spanduk panjang yang bertuliskan beberapa kalimat ucapan dan secara kompak dengan sedikit membungkukkan badan 45 (empat puluh lima) derajat, sebagai bentuk penghormatan kepada Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara beserta para Pimpinan Kementerian yang mengiringinya.

Penampilan Pawai dari barisan MA Pesri Kendari ini pada akhirnya menghantarkannya menjadi Juara 1 Kategori Sekolah/Madrasah Se-Sulawesi Tenggara. Berkat raihan ini, Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur Sulawesi Tenggara memberikan penghargaan berupa piala dan dana apresiasi sebanyak 20 juta. Selanjutnya untuk Juara 2 sebanyak 17,5 juta diraih oleh MAN IC (Insan Cendekia) Kota Kendari, dan Juara 3 diraih oleh SMAN1 Kota Kendari dengan memperoleh dana apresiasi sebanyak 15 juta.

Kepala MA Pesri Kendari, Rahmat Yasin, S.Pd.I., M.Pd menyampaikan kesyukuran dan apresiasinya atas raihan ini “Alhamdulillah dan terima kasih kepada segenap Pimpinan Yayasan Ummusshabri atas apresiasi dan penghargaannya, juga kepada segenap dewan guru MA Pesri Kendari dan para siswa,  atas kekompakan kerjasamanya serta orang tua atas do’a dan dukungannya. Kolaborasi yang dinamis, menghasilkan karya dan buah prestasi yang manis.” Paparnya.

Rahmat Yasin menjelaskan bahwa aksi pawai yang ditampilkan oleh MA Pesri Kendari merefleksikan 4 (empat) indikator program moderasi beragama dari Kementerian Agama RI, yaitu; komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan menghargai kearifan lokal. Dalam Pawai Ta’aruf & Karnaval Etnoreligi tahun 2022. “Barisan Putra dengan miniatur rumah ibadah mengandung filosofi bahwa setiap laki-laki harus memiliki keimanan dan kepercayaan yang kuat terhadap agamanya. Karena pada dasarnya  setiap agama mengajarkan kebaikan yang universal. Barisan putri dengan Maket  rumah adat  suku khas Sulawesi Tenggara menyempurnakan balutan etnis yang sakral, bahwa Pendidikan yang utama berasal dari rumah tangga dengan  ikatan adat sebagai indigenous culture (budaya asli) yang bahkan telah ada sebelum Indonesia Merdeka.” Pungkasnya. Ketua Yayasan Ummusshabri, Dr. H. Supriyanto, M.A., turut memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih oleh MA Pesantren Ummusshabri, “Alhamdulillah, ide dan kreativitas Kepala Madrasah berkolaborasi dengan guru dan siswa membuahkan hasil. Piguranya lebih komplit etno budaya Sulawesi Tenggara dan etno religinya dikemas dalam satu aksi pawai. Selamat untuk MA Pesantren Ummusshabri Kendari.” jelasnya. (AS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.